Jumat, 21 September 2012

Berlayar Bersama Perahu Kertas

Sama halnya dengan kedua teman saya, Yu Neng dan Devi film perahu kertas juga memberikan kesan yang dalam bagi saya. Sewaktu membaca novelnya beberapa bulan silam, saya memang sudah menyukai ceritanya. Saya seperti menjadi Kugy, terlihat ceria di luar tapi kadang rapuh di dalam. Kugy yang dipaksa oleh keadaan untuk membohongi perasaannya sendiri. Setelah novel perahu kertas difilmkan saya semakin mencintai karya Dee ini.

Pasca menonton filmnya, saya jadi diingatkan kembali oleh mimpi atau cita-cita saya yang ga pernah saya anggap serius. Kalau Kugy menganggap mimpinya sebagai penulis dongeng terlalu ga mungkin, saya pun berpikir mimpi saya itu terlalu tinggi. Saya terlalu takut untuk mencoba, padahal sewaktu kuliah dulu ada wadah yang bisa saya ikuti sebagai dasar untuk merajut mimpi saya pelan-pelan. 

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Sekarang sudah terlambat rasanya untuk mewujudkan mimpi saya itu. Biarlah ia berlayar bersama perahu kertas.


Jumat, 07 September 2012

My Super Mom

Mama, Ibun, Mom adalah beberapa panggilan sayang saya untuk wanita yang telah melahirkan saya ke dunia ini. Dua bulan lagi, beliau berusia 50 tahun. Ibu saya bisa dibilang berjiwa muda, lihat saja gaya pakaian dan penampilannya, tidak terlihat seperti wanita yang akan memasuki usia setengah abad. Ibun bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit negeri di Jakarta Selatan. Sebagai seorang wanita pekerja, Ibun tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan seorang ibu meskipun rasa lelah terlihat jelas di wajahnya setelah seharian bekerja di rumah sakit. 

Hubungan saya dan Ibun sempat renggang beberapa saat. Waktu itu sedang ada masalah keluarga dan Ibun menjadi salah satu orang yang saya salahkan. Padahal kalau dilihat dari akar permasalahan, sebenarnya Ibun hanyalah korban. Suatu ketika saya dan Ibun ribut besar. Saya yang biasanya bisa meredam emosi, saat itu kalap dan tidak bisa membendung emosi. Keluarga saya yang lain mengingatkan bahwa saya tidak boleh bersikap seperti itu, menjauh dan menyalahkan Ibun disaat beliau sedang menjadi korban dan kehilangan arah. Lalu saya sadar dan mulai merangkul Ibun. Sejak kejadian itu, rasa sayang saya ke Ibun semakin bertambah.

Kini hubungan saya dan Ibun tambah dekat. Saya bisa lebih terbuka, berbagi cerita dan kisah pribadi saya. Saya pun merasa lebih manja dan tak segan-segan mengekspresikan rasa sayang saya kepadanya. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan melindungi Ibun, my super mom.
Aamiiinn..